Warga Kelurahan Mataiwoi Keluhkan Persoalan Banjir

Advetorial759 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Menyerap aspirasi masyarakat di Kota Kendari khususnya di Kecamatan Kadia dan Kecamatan Wuawua  melalui  kegiatan reses. Kali ini, Ketua DPRD Kendari mengunjungi Kelurahan Mataiwoi, Jumat (18/2/2022).

Lurah Mataiwoi, Harlina Hambali,  mengatakan, pihaknya senang dengan kunjungan Ketua DPRD Kendari dan melakukan reses di wilaahnya dan mendengar keluhan warga. Sebab dengan hadirnya ketua DPRD Kota Kendari ada beberapa usulan yang masuk skala prioritas di wilayahnya diharapkan bisa terarealisasi.I

Ketua DPRD Kendari Diminta Bantu Benahi Infrastruktur di Anawai
RESES – Ketua DPRD Kota Kendari Sybhan menerima proposal pembangunan kantor RT dan RW di Kelurahan Mataiwoi. Foo : Rasman/KENDARIAKTUAL.COM

“Bisa dikatakan, cukup  banyak permasalahan yang ada  di kelurahan kami ini, seperti banjir dan drainase. Saya berharap dengan reses ini bisa  menjawab permasalahan warga  Mataiwoi,” ungkapnya saat reses ketua DPRD Kota Kendari.

Senada dengan itu, Awaludin warga  RT 08, Kelurahan Mataiwoi berharap, pemerintah Kota Kendari bisa memperhatikan kembali pemberian izin pembangunan perumahan agar  tidak mengubah kondisi  alam yang ada di Kelurahan Mataiwoi.

“Perubahan yang dimaksud, misalnya ada  kali atau  saluran air yang ada  dari jaman dulu tetapi karena ada  pengembang perumahan, sehingga kali atau  aliran air itu diubah  atau ditimbun. Hal tersebut dapat menyebabkan banjir,” terang dia.

 

Ketua DPRD Kendari Tinjau Jalan Rusak di Lepo-Lepo
JALAN RUSAK – Ketua DPRD Kota Kendari Subhan meninjau lokasi jalan yang rusak di Kota Kendari Foto : Istimewa

Sementara itu, Ketua DPRD Kendari, Subhan mengatakan, drainase dan infrastruktur lainnya menjadi salah satu yang mendominasi selama tiga hari kegiatan reses dilaksanakan, selain lampu  Kendari terang. Untuk itu seluruh usulan dari masyarakat ini akan disahutinya dan dimasukkan dalam APBD Kota Kendari.

“Tidak ketinggalan lembaga – lembaga kemasyarakatan yang membutuhkan perhatian pemerintah kota, salah satunya koperasi,” katanya.

Diketahui pula, sambungnya, banyak program pemerintah di awal covid yang tertunda karena pemotongan anggaran  diharapkan program yang tertunda tersebut diantaranya infrastruktur bisa  terealisasi di tahun berjalan ini.

“Permasalahan yang ada  di Kelurahan Mataiwoi  yakni banjir. Terlebih  kelurahan ini posisinya rendah, seperti yang dikatakan ibu lurah mirip kuali, jadi air tertampung disini (Mataiwoi),” tutur dia.

Subhan mengatakan, kolam retensi dinilai bisa jadi salah satu alternatif solusi meskipun dalam skala kecil. Setidaknya dapat mengendalikan atau mengontrol debit air.

 

 

Advetorial

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *