KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Menyerap aspirasi masyarakat di Kota Kendari khususnya di Kecamatan Kadia dan Kecamatan Wuawua melalui kegiatan reses. Kali ini, Ketua DPRD Kendari mengunjungi Kelurahan Mataiwoi, Jumat (18/2/2022).
Lurah Mataiwoi, Harlina Hambali, mengatakan, pihaknya senang dengan kunjungan Ketua DPRD Kendari dan melakukan reses di wilaahnya dan mendengar keluhan warga. Sebab dengan hadirnya ketua DPRD Kota Kendari ada beberapa usulan yang masuk skala prioritas di wilayahnya diharapkan bisa terarealisasi.I
“Bisa dikatakan, cukup banyak permasalahan yang ada di kelurahan kami ini, seperti banjir dan drainase. Saya berharap dengan reses ini bisa menjawab permasalahan warga Mataiwoi,” ungkapnya saat reses ketua DPRD Kota Kendari.
Senada dengan itu, Awaludin warga RT 08, Kelurahan Mataiwoi berharap, pemerintah Kota Kendari bisa memperhatikan kembali pemberian izin pembangunan perumahan agar tidak mengubah kondisi alam yang ada di Kelurahan Mataiwoi.
“Perubahan yang dimaksud, misalnya ada kali atau saluran air yang ada dari jaman dulu tetapi karena ada pengembang perumahan, sehingga kali atau aliran air itu diubah atau ditimbun. Hal tersebut dapat menyebabkan banjir,” terang dia.
Sementara itu, Ketua DPRD Kendari, Subhan mengatakan, drainase dan infrastruktur lainnya menjadi salah satu yang mendominasi selama tiga hari kegiatan reses dilaksanakan, selain lampu Kendari terang. Untuk itu seluruh usulan dari masyarakat ini akan disahutinya dan dimasukkan dalam APBD Kota Kendari.
“Tidak ketinggalan lembaga – lembaga kemasyarakatan yang membutuhkan perhatian pemerintah kota, salah satunya koperasi,” katanya.
Diketahui pula, sambungnya, banyak program pemerintah di awal covid yang tertunda karena pemotongan anggaran diharapkan program yang tertunda tersebut diantaranya infrastruktur bisa terealisasi di tahun berjalan ini.
“Permasalahan yang ada di Kelurahan Mataiwoi yakni banjir. Terlebih kelurahan ini posisinya rendah, seperti yang dikatakan ibu lurah mirip kuali, jadi air tertampung disini (Mataiwoi),” tutur dia.
Subhan mengatakan, kolam retensi dinilai bisa jadi salah satu alternatif solusi meskipun dalam skala kecil. Setidaknya dapat mengendalikan atau mengontrol debit air.
Advetorial