KENDARIAKTUAL.COM, TIRAWUTA – Tim dampak sosial telah turun melakukan verifikasi terhadap lokasi penggarap yang sudah didiskualifikasi. Hal itu merupakan hasil kesepakatan rapat bersama yang dilaksanakan di kantor bupati Koltim beberapa waktu lalu.
Rapat yang menghadirkan dari berbagai kalangan itu dilakukan setelah warga Kecamatan Ladongi melakukan aksi dan nyaris ricuh.
Pada pertemuan itu, tim dampak Provinsi yang diwakili Ari Tonga kala itu mengatakan bahwa permasalahan dana santunan dampak sosial kini mendekati garis finish.
Menurutnya, tinggal dua tahap saja, semua urusan selesai. Dua tahap yang dimaksud yaitu rekomendasi dan SK Gubernur.
Rekomendasi kelihatannya sedikit melambat, mengingat ada permintaan perwakilan masyarakat atau penggarap agar dilakukan verifikasi kembali terhadap 14 warga yang terdiskualifikasi.
Semua yang hadir waktu itu sepakat. Jadwalnya pun disepakati bila verifikasi dilaksanakan selepas lebaran idhul adha.
Beberapa hari setelah lebaran tim verifikasi ulang ternyata baru dibentuk. Itupun setelah ada desakan dari pendamping masyarakat akan kembali melakukan aksi di bendungan Ladongi.
Dalam pernyataannya, mereka berencana akan turun aksi dengan jumlah massa yang lebih besar dari sebelumnya. Mereka juga akan menutup mati semua aktivitas pekerjaan yang ada di waduk.
Tim yang dikoordinir oleh Arsamid sudah turun melakukan verifikasi. Tetapi kelanjutan permasalahan dana santunan dampak sosial bendungan Ladongi terkesan tertutup. Pihak-pihak terkait yang dikonfirmasi memilih diam.
Ari Tonga yang dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp tidak memberikan jawaban saat ditanya sejauh mana langkah penyelesaian yang telah mereka lakukan pasca verifikasi ulang. Dia memilih tertutup.
Diamnya Ari Tonga, selaku bagian dari tim dampak sosial tentu menimbulkan tanda tanya besar. Apa yang sedang ditutupi atau disembunyikan oleh Ari sampai tidak mau memberikan informasi ke publik perihal masalah ini.
Seperti janjian dengan Ari Tonga, saat dikonfirmasi via whatsapp, Arsamid, juga lebih memilih bungkam. Ia tak mau menyampaikan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan media ini.
Persoalan dana santunan ini sebetulnya sudah lama mengambang. Dan tak kunjungan beres. Janji hanya janji yang bisa diberikan kepada penggarap. Mereka seperti digantung. Apalagi, tim yang menangani permasalahan ini terkesan tidak transparan.
Selama ini, para penggarap mencari tau perkembangan penyelesaian dana santunan mereka melalui aksi unjuk rasa. Begitu turun ke jalan barulah mereka tau bahwa penyelesaian dampak sosial sudah sejauh ini.
Reporter:Adinda Putri