KENDARIAKTUAL.COM,KENDARI – Maraknya penjual liar menjadi penyebab kelangkaan hingga harga gas LPG 3 kg (subsidi) di Sulawesi Tenggara (Sultra) melampaui harga eceran tertinggi (HET). Hal tersebut mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi (Pemprov).
Kepala bidang (Kabid) Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag ) Sultra, La Ode Hamalin mengaku hal tersebut selalu menjadi permasalahan klasik di setiap tahunnya.
“Hal ini selalu menjadi persoalan setiap tahunnya, dan setelah kita pantau ternyata penyebab utamanya itu karena oknum-oknum pangkalan yang memperjual belikan secara bebas,” tutur La Ode Hamalin kepada awak Kendariaktual.Com, Kamis (21/1/2021)
Diungkapkannya, dari penjualan bebas tersebut menyebabkan harga tinggi serta distribusi menjadi tidak tepat sasaran. Bahhkan, harga HET yang hanya Rp17 ribu hingga Rp18 ribu, bisa menjadi Rp40 ribu.
“Dan bukan lagi masyarakat tidak mampu serta pelaku usaha mikro yang dapat, malah orang-orang yang tergolong mampu. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena keterbatasan kewenangan, jadi kita laporkan saja kepada pihak Pertamina. Kita tidak tau langkah apa yang diambil setelah itu, kewenangan kami hanya mengawasi dan melaporkan,” bebernya
Terlepas dari keterbatasan tersebut, pihaknya mengaku telah melakukan sosialisasi dengan mengudang pihak-pihak terkait, seperti pihak Pertamina, agen, pangkalan, serta pihak kepolisian.
Dia menghimbau masyarakat golongan mampu untuk menggunakan gas non subsidi agar gas 3 kg tersebut sampai kepada peruntukannya.
“Harapan kami kepada masyarakat mampu, janganlah gunakan gas subsidi , biarkan Masyarakat tidak mampu yang berhak menggunakannya,” pungkasnya.
Reporter : Muhammad Iqra
Editor: Randi Ardiansyah