Pj Wali Kota Kendari Serius Tangani Persoalan Stunting di Kendari

Advetorial1492 Dilihat

KENDARIAKTUALL.COM, KENDARI – Penjabat Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengatakan, stunting merupakan salah satu dari empat prioritas tugas yang dia emban sebagai Penjabat Wali Kota Kendari untuk dikerjakan.

Menurut Pj Wali Kota Kendari, untuk mencapai target yang direncanakan itu, harus ada tindakan riil bukan hanya sekadar wacana, sebab strategis penurunan yang harus dilakukan sudah jelas.

“Yang dibutuhkan menurut saya adalah terobosan, inovasi menurunkan angka stunting, tentu harus disesuaikan dengan kearifan lokal yang ada,” ungkapnya dalam kegiatan evaluasi rencana tindaklanjut audit kasus stunting di Kota Kendari, Jumat (28/10/2022).

Dari kondisi dan posisinya, seharusnya angka stunting di Kota Kendari bisa ditekan karena fasilitas dan kebutuhan untuk menangani stunting tersedia, seperti kebutuhan ibu hamil dan menyusui, bayi di bawah dua tahun hingga remaja pra nikah.

SOSIALISASI – Sosialisasi Stunting yang ilaksanakan oleh Pemkot Kendari, FOTO : Istimewa

Sementara tim pakar yang melakukan audit stunting di Kecamatan Nambo menjelaskan, dari data 100 kasus keluarga yang masuk kasus stunting, tim hanya melakukan audit terhadap 10 anak. Dari jumlah itu 3 dinyatakan mengalami stunting dan satu anak diantaranya berresiko tinggi sehingga harus segera diintervensi.

Dari hasil audit tim pakar yang terdiri dari pakar gizi, dokter anak, dokter kandungan dan psikolog menunjukkan anak yang berresiko tinggi stunting berasal dari keluarga tidak mampu, kemudian diduga tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif dan tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

“Hasil wawancara kami dengan orang tuanya, memang dalam tiga bulan terakhir mereka kesulitan mendapatkan pangan, makan, termasuk persoalan cuaca, ada infeksi karena menggunakan air tidak sehat sehingga berat badannya turun,” ungkap Ketua tim pakar Dr. Wa Ode Salma.

Selain anak, tim pakar juga melakukan audit terhadap lima ibu hamil dan lima calon pengantin. Untuk ibu hamil ditemukan satu kasus ibu hamil berresiko tinggi melahirkan anak stunting, sedangkan calon pengantin ditemukan satu orang berresiko rendah.

Untuk mengatasi persoalan ini dibutuhkan sejumlah intervensi khusus diantaranya, penanganan kesehatan anak, ibu hamil dan calon pengantin, termasuk penyediaan fasilitas sanitasi di sejumlah lokus stunting di Kota Kendari.

Tentang lokus stunting di Kota Kendari, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dalduk dan KB) Jahuding menjelaskan dari 65 kelurahan di Kota Kendari 15 diantaranya menjadi lokus stunting yaitu, Kelurahan Tobimeita, Talia, Puday, Punggaloba, Poasia, Bungkutoko, Lepo-lepo, Sambuli, Purirano, Petoaha, Lalodati, Baruga, Labibia, Anaiwoi, dan Sanua.

“Sasaran Kota Kendari berdasarkan hasil pendataan itu angkanya sekitar 38 ribu keluarga setelah diverifikasi, divalidasi muncul angka sekitar 13 keluarga, kalau kita sandingkan dengan kesehatan korelasinya benar ada keluarga yang balitanya dua,” kata Jahuding.

Untuk ukuran resiko stunting yang pertama ialah sanitasi dari data itu terdapat sekira 129 keluarga berresiko stunting, tidak mengkonsumsi air bersih terdapat sekira 231 keluarga berresiko, terlalu muda melahirkan, terlalu tua masih melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran dan terlalu banyak anak terdapat sekira 12 ribu keluarga beresiko. (ADV)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *