KENDARIAKTUAL.COM,KENDARI – Pengamat politik Sultra Najib Husein menilai penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2024, membuat semua calon sejajar satu dengan yang lain.
Ini terjadi, karena jabatan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kendari (petahana) Kota akan berakhir pada tahun 2022.
“Tidak akan ada satupun para calon yang akan diuntungkan karena mereka sama-sama mulai dari nol untuk bersaing mendapatkan kemenangan dan sudah pasti para penantang- penantang mempunyai peluang yang sama dengan petahana untuk bisa memenangkan Pilwali nantinya,” ungkap Najib pada Kendariaktual.com, Selasa (9/2/2021).
Dengan kondisi ini, setiap calon pilwali nantinya akan berusaha meyakinkan masyarakat dengan paparan kekuatan visi dan misi mereka.
Meskipun demikian, Akademisi UHO ini berpandangan, jika pilkada dilaksanakan 2024, bisa juga menguntungkan partai-partai besar ditingkat nasional ataupun partai-partai yang punya kedekatan dengan kekuasaan.
Karena menurut dia, sudah pasti dalam penentuan pejabat nanti, ialah orang-orang yang diposisikan bisa menguntungkan calon-calon yang didukung oleh partai besar dan partai kuat tingkat nasional.
“Namun kita memang sangat menyayangkan pemilihan itu deserentakan di 2024, karena esensi dari pilkada itu sendiri, bagimana rakyat akan bisa mengetahui tentang visi dan misi calon pemimpinanya, karena sudah pasti para pemilih itu akan lebih fokus nanti pada pemilihan presiden dibandingkan pilkada dan itu sudah terbukti di 2019 kemarin,” ucapnya.
Dia menambahkan, peluang incumbent (petahana) sebelum bertarung sudah mempunyai tabungan 30%, namun dengan waktu yang cukup panjang sekira dua tahun, menyebabkan pertahana juga harus bekerja keras.
“Sudah pasti kekuatan-kekuatan incumbent untuk bisa mempengaruhi ASN sudah tidak sekuat ketika ia masih menjadi petahana, karena perangkat-perangkat di tingkat RT, RW sudah susah lagi dikelola oleh mantan incumbent, karena mereka tidak memiliki lagi kekuasaan seperti ketika dia incumbent,” pungkasnya.
Reporter : Krismawan
Editor: Rasman Saputra