KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Pemerintah Kota Kendari akan mengaktifkan kembali bank Sampah di Kota Kendari yang beberapa tahun terakhir mati suri. Bank sampah merupakan salah satu cara efektif mengurangi jumlah sampah yang diproduksi masyarakat.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengaku sudah bertemu dengan kelompok masyarat yang aktif mengelola bank sampah. Kelompok ini dibutuhkan untuk membentuk forum bank sampah di kelurahan dan kecamatan, sehingga bisa kembali menggerakkan bank sampah yang mati suri.
“Saya sudah ketemu pentolan yang menangani bank sampah dibeberapa kecamatan, saya dorong mereka membentuk forum bank sampah tingkat kota, mudah-mudahan bisa menjadi kaki tangan kita untuk menggerakkan bank sampah yang sudah ada, karena kelihatannya mati suri,” ungkap Pj Wali Kota Kendari beberapa waktu lalu.
Untuk mengaktikan bank sampah, Asma Tosepu yakin perosalannya edukasi yang masih kurang di masyarakat, termasuk masih ada anggapan jika penanganan sampah hanya tanggungjawab Dinas Lingkungan Hidup.
“Bank sampah itu riilnya ada di kelurahan, hanya kita kurang pembinaan saja, kita harus jujur mengatakan itu, siapa saja yang terlibat di situ tentu saja bukan hanya DLHK tapi yang menangani ekonomi kreatif itu juga bertanggungjawab di sana,” ungkapnya.
Asmawa meminta sejumlah OPD yang menangani ekonomi kreatif, seperti dinas perdagangan, pariwisata untuk melakukan pendampingan dalam mengaktifkan bank sampah, apalagi baru-baru ini Pemerintah Kota Kendari mencanangkan kampung wisata. Di kawasan itu harus didampingi pengelolaan sampahnya agar kampung wisata tersebut bebas dari sampah.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari Nismawati menjelaskan, saat ini di Kota Kendari terdapat sebanyak 26 bank sampah, namun hanya 2 kelompok yang aktif.
Dia mengakui salah satu solusi pengurangan sampah dengan mengaktifkan bank sampah dimulai dari OPD. Ini akan mudah dan minim biaya, terbukti yang telah mereka lakukan di DLHK, dimana setiap Jumat ASN membawa sampah anorganik ke kantor dan hari itu juga sudah ada pengepul yang siap membeli.
Jika bank sampah ini diduplikasikan di OPD dan sekolah-sekolah maka pengurangan sampah bisa menjukkan hal positif.
“Kalau setiap OPD ada bank sampah, maka kalau kita hitung saja Rp 7.000 perkilogram, kemudian setiap bulan satu OPD bisa mengurangi saja 1 Kg sampah termasuk sekolah, bisa mengurangi sampah hingga 30 persen,” ungkapnya.
Nisma menambahkan, Kota Kendari masuk dalam nominasi adipura karena bisa mengurangi sampah hingga 26 persen. (adv)