KENDARI AKTUAL.COM, KENDARI- Rabu (5/8/2020) menjadi sejarah kelam dalam dunia jurnalistik. Seorang wartawan online Nasionalinfo.com di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) diserang oleh orang yang tak dikenal (OTK). Akibatnya, korban mengalami luka serius.
Penyerangan terhadap Abdul Rahim penuh dengan teka-teki. Betapa tidak, saat mengendarai sepeda motor seorang diri, secara sepontan muncul pengendara dari belakangnya. Pengendara itu, muncul dari depan pintu gerbang sebuah BTN yang ada di Desa Poni-poniki.
“Sekitar dua meter jaraknya saya tinggalkan gerbang BTN, saya mendengar suara motor yang sedang distater kaki. Begitu jalan, dia menghampiri saya. Lampu motornya tidak kelihatan,” tutur Rahim saat diwawancarai melalui telepon.
Abdul Rahim mengaku tidak dapat mengenali ciri-ciri pelaku. Baik dari raut wajah, pakaian bahkan sampai kendaraan yang digunakan pelaku. Termasuk jumlah pelakunya juga serba kelabu.
Penyerangan terhadap Abdul Rahim seperti sudah direncanakan secara sistematis. Begitu hendak pulang waktu itu ternyata dirinya sudah ditunggui pelaku.
Ada indikasi, pelaku seperti mendapatkan informasi seputar kepulangan Abdul Rahim dari posko salah satu pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Koltim.
Sebetulnya, Abdul Rahim malam itu cukup safety. Apalagi, kendaraan yang digunakan bukanlah sepeda motor yang selama ini sering dia gunakan disaat meliput berita. Ia mengendarai sepeda motor milik mertuanya. Disamping itu, Ia juga kala itu mengenakan pelindung kepala (helm) serta jaket.
Sebelum insiden penyerangan, Abdul Rahim terkadang bercerita kepada rekannya bahwa dirinya kerap diikuti atau dibuntuti oleh kendaraan avanza veloz, tepatnya dua minggu lalu. Ia pun merasa bahwa dirinya dalam pemantauan orang yang berniat buruk.
Belum diketahui secara jelas motif dibalik penyerangan Abdul Rahim. Besar kemungkinan (sebatas dugaan) ada kaitannya dengan permasalahan pemberitaan.
Abdul Rahim memang orangnya cukup idealis. Menyajikan berita secara faktual dan akurat. Beritanya cenderung mengigit kinerja maupun kebijakan pemerintah yang tidak realistis alias bertentangan dengan aturan. Ia juga sering meliput tentang persoalan warga yang membutuhkan keadilan.
Beberapa sajian beritanya belakangan cukup menggreget seperti mengenai RTRW, Retensi Kontraktor yang belum terbayar, Kasus penyerobotan lahan hutan pinus di Desa Wesalo, serta seputar demo ganti rugi tanaman warga Kecamatan Ladongi.
Penyerangan yang menimpa Abdul Rahim merupakan insiden pertama kali yang memilukan dalam profesi kuli tinta di wilayah Kabupaten Kolaka Timur. Tersusun dan terrencana dengan baik, sehingga pelakunya sulit diketahui.
Insiden berbeda juga pernah terjadi. Waktu itu menimpa wartawan online Media Kendari. Com bernama Jaspin. Ia diintimidasi oleh orang yang tak dikenal melalui telepon.
Lelaki itu menanyakan soal berita pengaspalan Kecamatan Dangia yang diangkat Jaspin. Ironisnya, dia (lelaki itu) sama sekali tidak ada hubungan dalam isi berita yang ditulis Jaspin. Dia juga malahan menanyakan keberadaan Jaspin saat itu. Termasuk domisili tinggalnya di Rate-rate.
Orang itu pun lalu menitip pesan pada Jaspin agar tidak usah membuat berita lagi yang menyangkut tentang ‘ibu atau bapak’. Entah siapa kata ibu atau bapak yang dimaksud oleh lelaki itu. Orang itu sepertinya adalah orang suruhan yang mencoba menekan Jaspin.
Insiden terhadap wartawan juga terjadi kepada wartawan Zonasultra.com bernama Samrul. Ia diperlakukan kurang etis ditengah keramaian oleh istri bupati Koltim, Surya Hutapea. Sebuah perlakuan yang seharusnya tidak dipertontonkan oleh seorang istri pejabat.
Penyerangan terhadap Abdul Rahim, intimidasi terhadap Jaspin, perlakuan kurang etis terhadap Samrul menjadi catatan penting dalam memperoleh kebebasan pers di Kolaka Timur, seperti yang dijaminkan dalam UU pers Nomor 40 tahun 1999 tentang pers.
Menjadi catatan berharga dalam menangkal gerakan premanisme yang ada di Kolaka Timur terhadap para pemburu berita.
Catatan : Rezky, Kendari