Lurah Sanua Himbau Warganya Waspadai DBD

Advetorial1337 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Pemerintah Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat meminta masyarakatnya perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah terutama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegipty yang membawa virus dengue yang cukup berbahaya.

Pemerintah kota (Pemkot) Kendari terus berupaya melakukan pencegahan terhadap wabah DBD ditingkat kelurahan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Lurah Sanua Muhammad Annas mengimbau masyarakat diwilayahnya selalu waspada terhadap penyakit DBD. Masyarakat juga diminta untuk menerapkan 3 M plus, yaitu menguras dan menyikat, menutup penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas. Kemudian mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.

Ilustrasi

“DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk aedes aegypti. Sehingga bisa menimbulkan demam tinggi, sakit perut, kulit bintik merah, diare, muntah, dan nyeri sendi otot,” tutupnya.

Ditambahkannya, sejak ada imbauan dari Pj Wali Kota di Kelurahan Sanua, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari terus melakukan beberapa langkah dalam mengantisipasi atau mencegah adanya wabah DBD yang berbahaya tersebut.

“Kita sudah melakukan kerja bakti bersama masyarakat sekitar dengan membersihkan drainase. Jadi sejak dari dulu kita sosialisasikan di masyarakat lebih baik kita mencegah dari pada mengobati,” kata Annas saat ditemui di kantornya.

Muhammad Anas

Annas mengaku penyakit DBD sangat berbahaya dan harus ditangani dan harus terus dingatkan kepada masyarakat untuk selalu menerapkan atau melaksanakan 3M+ (menguras, menutup, mengubur).

Kemudian menguras bak mandi, menutup penyumpanan air rapat-rapat, mengubur atau memanfaatkan kembali membuang kaleng bekas, ban bekas, atau tempat-tempat yang memungkinkan air tergenang, serta menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan semprotan atau losion antinyamuk.

Ilustrasi

Kemudian menyarankan agar warga memasukkan abate ke dalam penampungan air agar jentik nyamuk tidak hidup di dalamnya. Pasalnya, jentik Aedes Aegypti hanya bisa hidup di air yang jernih.

“Berharap pelaksanaan fogging harus dilakukan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya DBD kepada masyarakat. Selain itu juga kita sudah sampaikan kepada masyarakat lebih baik mencegah dari pada mengobati,” tutupnya. (Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *