KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Kelurahan Jati Mekar menunjukkan komitmennya dalam menangani isu stunting dan kemiskinan ekstrem di wilayahnya. Pada bulan Agustus, kelurahan ini menggelar rembuk stunting sebagai langkah konkret dalam upaya penanganan dua anak yang diduga stunting di Jati Mekar.
Lewat program orang tua asuh, Lurah Jati Mekar, LD Sahidin, turut berperan aktif dengan menjadi orang tua asuh bagi salah satu anak yang teridentifikasi stunting. Program ini juga melibatkan Lurah Purirano, yang mengambil tanggung jawab terhadap satu anak lainnya.
Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan stunting dan meningkatkan kesejahteraan warga, Kelurahan Jati Mekar menggelar serangkaian sosialisasi mengenai kemiskinan ekstrem dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sosialisasi ini melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Bappeda dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, serta didukung oleh pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga. Tujuannya, untuk mendorong kesadaran warga terhadap pentingnya menjaga lingkungan sekaligus kesehatan keluarga sebagai upaya mencegah stunting.
Lurah LD Sahidin juga menekankan pentingnya kebersihan lingkungan dalam menunjang kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, ia aktif melibatkan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti rutin di setiap RT. Kerja bakti ini bertujuan menjaga kebersihan lingkungan agar bebas dari potensi penyakit yang dapat memperburuk masalah kesehatan, termasuk stunting.
“Kami berupaya agar setiap keluarga dapat terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Hal ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit serta mendukung perkembangan anak-anak secara optimal,” kata Sahidin
Dengan program orang tua asuh dan sinergi lintas sektor, kelurahan Jati Mekar juga fokus pada pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini, peran OPD, seperti Bappeda dan DLHK, sangat penting dalam merancang strategi jangka panjang untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem dan meningkatkan taraf hidup warga.
Program pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga, misalnya, tidak hanya bertujuan menjaga kebersihan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat dengan mengelola sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Sinergi antara pemerintah kelurahan, OPD, dan masyarakat ini menjadi langkah penting dalam mencapai tujuan bersama, yakni menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas stunting. Dengan begitu, Lurah Jati Mekar berharap bahwa upaya ini dapat menjadi model bagi kelurahan-kelurahan lain dalam menangani masalah kesehatan dan kemiskinan ekstrem secara berkelanjutan.
Kelurahan Jati Mekar juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Puskesmas dan tim kesehatan, untuk memantau kondisi anak-anak yang diduga stunting. Pemeriksaan berkala dan edukasi kepada orang tua menjadi bagian dari intervensi kesehatan yang dilakukan secara terintegrasi.
Peran PKK di Kelurahan Jati Mekar sangat penting dalam menangani stunting. Mereka aktif mengedukasi ibu-ibu tentang pola asuh yang benar dan pentingnya asupan gizi. Melalui Dasa Wisma, PKK memberikan pelatihan pengolahan makanan bergizi dari bahan lokal yang tersedia di sekitar pemukiman.
Selain itu, PKK juga berkolaborasi dengan puskesmas dan kader posyandu untuk memeriksa dan memantau kesehatan anak-anak yang berisiko stunting, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih dini.
Harapannya, dengan pendekatan ini, angka stunting dapat ditekan, dan anak-anak bisa tumbuh dengan sehat dan memiliki masa depan yang lebih baik.
Di tengah upaya pemerintah kota yang gencar mengatasi stunting, Kelurahan Jati Mekar menjadi salah satu kelurahan yang aktif dan terlibat dalam berbagai program penanggulangan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, OPD, serta lembaga-lembaga terkait, kelurahan ini bertekad untuk terus mendorong kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebersihan sebagai langkah utama dalam mencegah stunting dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Kesadaran kolektif ini, menurut Sahidin, merupakan kunci utama dalam memastikan bahwa setiap keluarga di Jati Mekar memiliki akses terhadap kesehatan dan lingkungan yang layak. Dengan fokus pada kerja bakti dan kolaborasi antarwarga, Sahidin berharap angka stunting dapat ditekan, dan kelurahan Jati Mekar bisa menjadi contoh kelurahan yang berhasil menangani masalah stunting secara efektif.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Muhammad Yusup mengungkapkan, dalam upaya mewujudkan Indonesia emas tahun 2045, Pemkot Kendari pada tahun 2024 ini masih akan terus melakukan intervensi menurunkan angka stunting dengan melanjutkan sejumlah program – program yang telah ada, sehingga data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 19,5 persen di tahun 2023 tetap terus menurun sehingga bisa berada dibawah rata – rata nasional.
“Jadi saya mau angka stunting kita ini kalau perlu zero, jadi saya minta ini terus kita galakan dalam rangka memerangi stunting ini, selain itu gerakkan orang tua asuh stunting harus tetap dilaksanakan, dan terus dilakukan pemantauan terhadap pengembangnya serta langkah – langkah pemberian nutrisi dan upaya peningkatan sanitasi pada kawasan lokus stunting di kota Kendari,” tutur Muhammad Yusup.
Menurut Muhammad Yusup selain berupaya menurunkan angka stunting, pihaknya juga akan fokus pada penanganan kemiskinan ekstrem yang berjumlah 421 jiwa, 83 Kepala keluarga (KK) dengan memfasilitasi bantuan sosial rumah layak huni, serta program – program peningkatan kapasitas masyarakat miskin usia produktif.
“Jadi ini tentunya menjadi tanggung jawab dinas sosial, perumahan dan dinas tenaga kerja dan perindustrian serta kita semua, dan saya mau juga kedepannya bagaimana kemiskinan ekstrem ini tidak terjadi di kota Kendari,” harapnya.
Lebih lanjut Pj.Wali Kota Kendari Muhammad Yusup mengakui Sultra merupakan daerah kaya dengan akan sumber daya alam, namun mengapa kemiskinan ekstrem begitu tinggi dan hal ini tidak sebanding dengan kondisi alamnya yang seharusnya linear. (ADV)