KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengaku beberapa tahun terakhir penanganan banjir di Kota Kendari relatif berkurang bahkan beberapa titik sudah tidak terjadi lagi.
Sulkarnain Kadir mengaku, sangat bersyukur karena Kolam Retensi ini tidak hanya bisa menangani banjir khususnya di Kali Wanggu, tetapi menjadi tempat wisata bagi warga Kota Kendari.
Menurutnya, di lokasi kolam retensi ini berada di Jalan Boulevard, Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tersebut masyarakat bisa berolahraga, berkumpul atau sekadar bersantai bersama, bahkan pelaku UMKM bisa mengembangkan usaha.
Serta usaha penanggulangan banjir yang selalu terjadi setiap tahun dan menyebabkan kerugian materil dari warga yang terdampak. Penanggulangan banjir ini tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah kota, namun atas kerjasama semua pihak hal ini dapat diatasi secara bertahap dengan membangun kolam retensi.
“Makanya saya tidak pernah menyatakan apa yang diwujudkan hari ini adalah kerja satu pihak, ini kerja kita bersama-sama, termasuk yang kita saksikan hari ini. Dulu setiap masuk bulan September, Oktober, November, Desember, itu sudah siap-siap bangun posko banjir di Wanggu. Waktu itu kami berfikir kalau begini terus setiap tahun sampai kapan,” ujar wali kota.
Sehingga Pemkot Kendari menghadap ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dengan membawa solusi penanggulangan banjir, dengan respon yang baik maka Kemen PUPR bersedia memberikan bantuan dengan syarat penyediaan lahan untuk pembangunan kolam retensi. Kolam retensi ini dibangun dengan luas lahan sekira 12 hektar.
Meski demikian orang nomor satu di Kota Kendari ini menyebut, Kolam Retensi Boulevard hanya mampu mengatasi banjir tahunan atau 20 persen dari banjir yang sering melanda Kota Kendari.
Sehingga pemerintah kota saat ini tengah mengupayakan pembebasan lahan agar dapat membangun kembali Waduk Pengendali Banjir yang berlokasi di Nangga-nangga seluas 52 hektar.
“Ini kan selesai setahun rampung (kolam retensi boulevard). sedangkan waduk pengendali banjir butuh tiga tahun selesai karena butuh anggaran yang cukup besar. ini sementara kita ajukan. Alhamdulilah pemerintah pusat sudah menyetujui lewat balai,” kata wali kota.
Pembangunan waduk pengendali banjir sambungnya, dilakukan secara bertahap. Rencananya, pembangunan waduk membutuhkan waktu tiga tahun. Kehadiran waduk diharapkan bisa mengatasi problem banjir yang kerap melanda Kota Kendari ketika musim penghujan.
Tidak hanya mereduksi banjir, waduk ini juga akan berfungsi sebagai sumber air baku untuk masyarakat Kota Kendari.
“Waduk ini juga mampu menyediakan kebutuhan air bersih untuk warga Kota Kendari hingga 20 liter per detik sehingga bisa membantu PDAM dalam menyuplai air bersih kepada masyarakat,” ucap Sulkarnain Kadir.
Saat ini Waduk Pengendali Banjir yang sudah disetujui pemerintah pusat ini tengah dalam proses pembebasan lahan dan desain.(adv)