KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Industri Pertambangan PT VDNI dan PT OSS berdampak positif terhadap ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara. Hal itu disampaikan Ketua BEM Unsultra Riski Hidayat saat ditemui di Salah satu Caffe shop di Kendari, Sabtu, (8/7/23).
Menurutnya, Kehadiran Industri pertambangan di Sulawesi Tenggara menumbuhkan perekonomian daerah. Salah satunya usaha mikro masyarakat sekitar Industri pertambangan PT VDNI dan PT OSS di Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan kehadiran Industri Pertambangan berdampak baik terhadap serapan tenaga kerja di Sulawesi Tenggara.
“Terbukti angka kemiskinan Sulawesi Tenggara menurun karena adanya serapan tenaga kerja di PT VDNI dan PT OSS,” ungkapnya.
Dirinya juga menjelaskan, PT VDNI dan OSS merupakan perusahaan yang bergerak di Industri Pertambangan yang mengolah atau mendaur hasil dari para penambang.
Ia melanjutkan, kehadiran dua perusahaan Industri Tambang tersebut juga berdampak diliriknya Sulawesi Tenggara oleh para investor.
Investor membutuhkan jaminan keamanan dalam berinvestasi. Olehnya ia mengingatkan agar masyarakat Sulawesi Tenggara dapat baju membahu menjaga keamanan daerah.
“Mestinya masyarakat juga bahu membahu menjaga keamanan daerah. Demonstrasi yang berakhir keributan dapat membuat investor takut untk berinvestasi,” terangnya.
Jaminan keamanan tersebut mestinya dibentuk dan dimulai dari tataran masyarakat hingga pemerintah. Kehadiran investor dalam mengembangkan Industri pertambangan yang ada di Sulawesi Tenggara dapat memberikan peluang kerja lebih banyak bagi daerah.
“Yang perlu kita ingat, PT VDNI dan OSS ini hadir untuk masyarakat. Adapun dampak lingkungan itu menjadi tanggungjawab pemerintah sesuai regulasi yang ada, dan pemerintah juga tidak tutup mata dengan itu,” katanya.
Melansir dari laman resmi Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara, provinsi yang dikenal dengan sebutan bumi anoa ini mengandalkan pengelolahan Industri pertambangan biji nikel sebagai komoditi ekspor. Hal itu mendongkrak perekonomian masyarakat.
Semenjak adanya revisi peraturan pemerintah No. 77 tahun 2014 di tahun 2017 tentang kegiatan usaha pertambangan Mineral dan batubara (Minerba) berpengaruh positif terhadap peningkatan nilai ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara, khususnya di sektor pertambangan.
Pada tahun 2017 sampai 2022, nilai ekspor Sultra cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai ekspor tahun 2022 tercatat sebesar 31,83 persen atau mengalami kenaikan senilai US$ 5.831,67 juta dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 4.424,73.
Dikutip dari Komas.com, VDNI merupakan salah satu pemegang izin usaha pertambangan khusus. Perusahaan ini berinvestasi 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 19,6 triliun.
Kedua perusahaan Industri pertambangan tersebut juga menjadi kawasan objek vital Industri pertambangan.
Reporter : Kris
Editor : Rasman