Gandeng Pemda, BI Sultra Target 120 ribu Pengguna QRIS di 2023

Kendari829 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Bekerjasama dengan pemerintah daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menargetkan 120 ribu pengguna baru Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada tahun 2023, sebuah pembayaran dengan sistem elektronik.

Kepala BI Sultra, Doni Saptadijaya mengatakan, target tersebut meningkat dari tahun 2022 sebanyak 82 ribu dan itu telah tercapai. Pihaknya optimis pada tahun 2023 ini pun bisa tercapai.

“Tahun lalu kita targetnya 82 ribu, sekarang kita belum ada keputusan sih dari pusat, tapi tahun ini kita harapkann sekitar 120 ribu pengguna baru QRIS,” katanya, Selasa (10/1/2023).

Terkait itu terang Doni, pihaknya terus melakukan berbagai upaya perluasan salah satunya adalah bagaimana bisa menerapkan transaksi keuangan pemerintah daerah dalam hal ini bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota untuk pembayaran retribusi pajak menggunakan QRIS.

Pasalnya, transaksi yang dilakukan melalui retribusi maupun pajak memiliki jumlah yang cukup besar. Upaya selanjutnya adalah bagaimana untuk mengoptimalkan penggunaan QRIS di pasar-pasar yang ada di Kota Kendari.

“Selain transaksi penarikan retribusi oleh pengelola pasar, juga untuk transaksi perdagangannya antara penjual dan pembeli juga bisa dilakukan pakai QRIS,” tuturnya.

Untuk mencapai target user baru, BI Sultra juga bekerja sama dengan perbankan utamanya Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sultra agar optimalisasi dan akselerasinya bisa tercapai dalam waktu yang singkat.

Saat ini BPD Sultra sementara dalam proses mengajukan izin agar bisa menggunakan metode pembayaran digital QRIS. Jika mendapatkan izin, maka akselerasi perluasan QRIS di Sultra akan semakin cepat karena nasabah bank Sultra kebanyakan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Doni menambahkan, pihaknya akan terus memberikan pendampingan dan melakukan sosialisasi penggunaan QRIS kepada lintas sektor mulai pelaku usaha, sekolah dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Kendari.

Menurutnya, sistem pembayaran non tunai memberikan manfaat yang sangat besar, dimana penjual tidak lagi harus menyiapkan uang kembali, transaksi lebih mudah, aman, cepat bahkan dapat menekan peredaran uang tak layak edar atau uang palsu.

Bank Indonesia terus mendorong pengembangan sistem pembayaran dengan program percepatan dan perluasan digitalisasi sehingga terbentuk ekosistem keuangan digital di wilayah Sulawesi Tenggara.

Reporter : Nurul
Editor      : Rasman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *