Dikeluarkan dari PPLP, Atlit Dayung Nilai Dasar Dikeluarkan Tidak Jelas

Olahraga2509 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Dikeluarkannya tujuh orang atlit PPLP Cabang Olahraga dayung oleh Pengelola PPLP berbuntut panjang. Pasalnya, sejumlah atlit mempertanyakan dasar pencoretan mereka dari PPLP cabang olahraga dayung yang terkesan mengada-ada.

Salah seorang atlit dayung Sultra Nurul mengatakan, informsi yang diterimanya dari ketua PPLP Sultra Murni Ali dirinya dikeluarkan kaarena alasan tidak disiplin latihan, tidak memiliki atitude dan umur yang sudah lewat untuk mengikuti iven Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas)

“Kalau saya dinilai tidak disiplin latihan saya merasa itu kurang beralasan sebab meski kami selalu diberikan program latihan yang berat dengan alasan persiapan Kejurnas saya tetap mengikuti program latihan dengan baik,”jelasnya, pada kendariaktual.com, Kamis (4/4/2024).

Jadi ungkapnya, kalau dinilai tidak disiplin latihan itu sangatlah tidak benar. Selain itu dirinya bersama enam rekannya juga tidak pernah membantah pelatih dan selalu mengikuti arahan pelatih.

“Dibilang tidak memiliki atitude yang baik. Sejauh ini kami tidak pernah membantah pelatih. Jadi dasar kami dicoret dari PPLP yang disebutkan ibu Murni Ali itu tidak benar,”ujarnya.

Selain itu tuturnya, selama Januari sampai bulan maret para atlit tidak diurus dengan baik. Salah satu contohnya, saat ada atlit yang masuk rumah sakit disuruh untuk balik ke asrama saja, lantas diberikan obat yang tidak melalui resep dokter.

“Pengelola PPLP menuntut medali kepada kami para atlit tapi di saat kami dalam kondisi seperti ini mereka tidak begitu peduli dengan keadaan kami,”tuturnya.

Parahnya lagi tambahnya, setelah diberikan program latihan yang berat air minum di Asrama tidak ada dan pelatih tidak mau membelikan air minum yang bahkan harganya tidak sampai Rp 5 Ribu.

“Mereka mengatakan kita atlet yang kurang berprestasi pdhal di event kejurnas dn popnas kami juga atlit dayung Rowing yang mendapatkan medali tapi kami juga yang dikeluarkan sementara canoeing yang bisa dibilang kurang berprestasi malah dipertahankan,”tuturnya.

Selain itu dari segi usia ungkapnya, dirinya yang kelahiran 2007-2008 di keluarkan dengan alasan sudah tidak bisa ikut event Popnas sementara yang kelahiran 2006 dipertahankan. Selain itu juga Pengprov PODSI Sultra memberikan kepercayaan buat dirinya dan enam atlit yang dikeluarkan berlaga di Pra PON dan hasilnya berhasil lolos ke PON XXI.

“Satu hal yang jujur saja membuat kami terpukul adalah Pak lasmin selaku pelatih selalu banding -bandingkan kami dengan daerah lain, termasuk anaknya sendiri yang pernah jadi siswa PPLP Sultra yang sudah jelas dia sendiri yang pindahkan anaknya ke DKI Jakarta,”terangnya.

Reporter : Intan
Editor      : Rasman

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6 komentar

  1. mau heran tapi sudah terjadi. ayolah Indonesia adalah negara bebas berpendapat. jadi ini adalah bentuk dari suara kami yang selama ini.