KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Kelurahan Sanua menunjukkan komitmennya dalam menangani kasus stunting dengan menggelar rembuk stunting pada Agustus. Saat ini, tercatat ada tiga anak yang diduga mengalami stunting. Rembuk ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pimpinan OPD yang bertindak sebagai orang tua asuh bagi keluarga yang terdampak.
Lurah Sanua Muhammad Annas mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk membantu keluarga anak-anak tersebut agar dapat terbebas dari stunting dengan memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok serta edukasi tentang gizi dan kesehatan anak.
Selain itu katanya, kelurahan Sanua juga melibatkan berbagai pihak, termasuk Puskesmas setempat, PKK, dan dasa wisma untuk memastikan anak-anak tersebut mendapatkan pemantauan kesehatan secara berkelanjutan.
Anas menjelaskan, koordinasi dengan puskesmas setempat terus dilakukan untuk memantau kondisi ketiga anak tersebut, memastikan mereka mendapatkan perawatan yang tepat. PKK dan dasa wisma juga berperan penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya dalam menyediakan makanan bergizi yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan.
“Edukasi yang diberikan mencakup cara mengolah bahan pangan lokal agar menjadi makanan yang lebih bernutrisi bagi anak-anak. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih mandiri dalam menyediakan asupan gizi yang cukup untuk keluarga mereka,” ungkapannya.
Rembuk stunting ini juga dibarengi dengan sosialisasi tentang kemiskinan ekstrem dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta kesehatan. Dengan adanya rembuk stunting ini, Kelurahan Sanua berharap dapat mempercepat penurunan angka stunting di wilayahnya.
Melalui kerjasama antara pemerintah, OPD, dan masyarakat, diharapkan anak-anak yang diduga stunting dapat berkembang lebih sehat dan mencapai pertumbuhan yang optimal.
Pendekatan kolaboratif ini menjadi model dalam penanganan masalah stunting di Kendari, di mana setiap elemen masyarakat diajak untuk turut serta dalam menjaga kesehatan generasi masa depan. Selain memberikan bantuan material, pendekatan edukasi dan pendampingan intensif kepada keluarga yang terdampak menjadi fokus utama dalam program ini.
Rembuk stunting di Kelurahan Sanua tuturnya, menjadi langkah strategis untuk memastikan bahwa keluarga yang memiliki anak terduga stunting mendapatkan dukungan yang memadai.
Pemerintah kelurahan menggandeng berbagai pihak, termasuk PKK dan dasa wisma, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang serta perawatan kesehatan anak. Program ini juga berfokus pada cara-cara mengatasi kemiskinan ekstrem yang kerap menjadi akar masalah stunting.
Selain bantuan langsung, pihak kelurahan juga memberikan edukasi kepada orang tua terkait pola makan sehat yang dapat diterapkan dengan bahan lokal yang tersedia. Melalui rembuk ini, diharapkan masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya pemberian gizi yang baik sejak dini untuk mencegah stunting pada anak-anak.
Pimpinan OPD yang menjadi orang tua asuh tak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan perhatian khusus dengan memantau kondisi anak-anak terduga stunting secara berkala. Kolaborasi ini bertujuan memastikan agar anak-anak tersebut mendapat penanganan yang tepat serta tumbuh kembang mereka dapat dipantau secara efektif.
Dengan keterlibatan aktif semua pihak, Kelurahan Sanua berharap dapat menjadi contoh dalam upaya pencegahan stunting di wilayah Kota Kendari, serta menginspirasi wilayah lain untuk melakukan hal serupa.
Rembuk stunting di Kelurahan Sanua ini tidak hanya fokus pada penanganan anak-anak terduga stunting, tetapi juga mendorong perubahan budaya di masyarakat terkait kebersihan dan kesehatan. Pola hidup bersih dan sehat terus ditekankan melalui sosialisasi dan keterlibatan langsung OPD, PKK, dan dasa wisma. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa masyarakat mampu menjaga kesehatan keluarganya secara mandiri.
Dukungan dari OPD yang berperan sebagai orang tua asuh memberikan bantuan lebih luas dari sekadar materi. Mereka juga memberikan edukasi intensif kepada keluarga anak terduga stunting, memperhatikan pola makan anak, serta memastikan anak mendapat akses ke layanan kesehatan yang diperlukan. Koordinasi dengan puskesmas juga berlanjut secara intensif.
Selain itu, sosialisasi kemiskinan ekstrem juga menjadi agenda penting dalam rembuk ini. Pihak kelurahan berkomitmen untuk menekan angka kemiskinan yang berkontribusi terhadap munculnya kasus stunting dengan memberikan pelatihan keterampilan dan edukasi tentang cara memanfaatkan sumber daya lokal untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Rembuk ini diharapkan dapat menciptakan perubahan berkelanjutan, tidak hanya dalam mengatasi stunting tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (Adv)