KENDARIKTUAL.COM, KENDARI – Anggota Komisi III DPRD Kota Kendari La Ode Azhar mengatakan, stunting merupakan masalah kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh. Untuk itu kata politisi Partai Golkar ini, peran aktif dari sejumlah OPD terkait di pemerintah Kota Kendari sangat dibutuhkan untuk menangani persoalan ini.
“Stunting ini merupakan persoalan nasional di bidang kesehatan. Jadi sangatlah penting untuk diperhatikan oleh Dinkes agar jumlahnya tidak bertambah di Kota Kendari,” jelasnya pada kendariaktual.com.
Azhar menuturkan, saat ini Dinkes Kota Kendari hendaknya gencar melakukan penyuluhan terkait pencegahan stunting pada ibu rumah tangga di daerah ini.
Penyuluhan ini kata Legislator asal Kecamatan Kendari dan Kendari Barat ini, bisa dilakukan oleh kader-kader posyandu yang tersebar di Kota Kendari.
Sementara itu, beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari melaunching Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting sekaligus menyerahkan bantuan kepada ibu hamil dan balita, guna menurunkan angka stunting di Kota Kendari.
Penyerahan bantuan ini juga bekerja sama dengan Badan Amil Zakat (Baznas) Kota Kendari. Bantuan tersebut diserahkan kepada 105 balita dan ibu hamil serta santunan kepada 200 KK fakir miskin sebesar Rp60 juta.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengatakan, berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Kota Kendari berada di angka 19,5 persen.
Angka tersebut menurun dari tahun 2021 sebesar 24 persen, berdasarkan data SSGI itu, angka stunting Kota Kendari terendah dibandingkan dengan angka kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.
“Ini adalah salah satu terobosan pemerintah kota dalam rangka menurunkan angka stunting dengan melakukan kerja-kerja bersama, gotong-royong bersama semua pihak tidak hanya unsur OPD tetapi juga melibatkan elemen lain, misalnya Baznas, Kementerian Agama, pimpinan dan anggota DPRD dan semua lembaga lainnya termasuk unsur Forkopimda,” paparnya, usai membuka secara langsung Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting.
Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting ini juga harapannya, tidak hanya memberikan bantuan tapi juga memberikan edukasi dan pendampingan mengenai pola hidup sehat. Gerakan ini telah berlangsung sejak 1 Maret 2023 lalu.
Ia mengaku, Pemkot Kendari melalui Dinas Terkait seperti Dinas Dalduk dan KB, Dinas Kesehatan dan dinas terkait lainnya konsen serius untuk menekan angka stunting melalui berbagai program dan inovasi untuk menciptakan generasi yang unggul dan berdaya saing.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk dan KB) Jahudding mengatakan, Gerakan Orang Tua Asuh Bebas Stunting ini tidak hanya melibatkan Pemerintah Kota Kendari, namun juga melibatkan komunitas atau organisasi yang ingin terlibat dalam percepatan penurunan angka stunting.
“Kita berharap dengan cara ini, penurunan angka stunting segera menurun,” harapnya.
Kata dia, berdasarkan data Electronik, Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) angka stunting di Kota Kendari berjumlah 365 orang dan diberikan pendampingan oleh Tim Pemdamping Keluarga.
“Setelah dilakukan pendampingan ada penurunan, sekarang yang masuk prioritas pertama ini tinggal 105 orang,” katanya.
Dengan capaian angka stunting di 2022 yakni 19,5 persen tersebut, menurut Jahudding tentu Pemkot tidak boleh berpuas diri dengan angka itu.
Namun secara terus-menerus harus memaksimalkan ikhtiar untuk mencapai target penurunan angka stunting di 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Diharapkan pula melalui dapur sehat atasi stunting (Dashat) di tingkat lapangan ini bersifat stimulus yang memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengolah makanan berdasarkan kearifan lokal. (Adv)