KENDARIAKTUAL.COM, TIRAWUTA – Tak mau tertinggal, kelompok milenial juga turut mengalirkan dukungannya kepada pasangan Samsul Bahri Madjid-Andi Merya Nur pada pemilih kepala daerah (pilkada) Kolaka Timur (Koltim) 2020.
Dukungan kaum milenial itu diberikan karena menginginkan adanya perubahan siklus daerah yang selama ini dinilai lamban dan tak berkembang secara signifikan.
Diman Kadir, salah seorang milenial dari Kecamatan Ladongi mengatakan, sejak Koltim berdiri sebagai daerah otonom,tingkat perubahan atau perkembangan daerah masih lamban. Banyak pembangunan infrastruktur seperti akses jalan kabupaten yang kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten saat ini.
“Saya menilai masih banyak jalan-jalan kabupaten yang kurang tersentuh oleh pemerintah saat ini. Masyarakat belum bisa menikmati jalanan secara layak,”kata Diman Kadir.
Dia menyebutkan, jalur yang kurang tersentuh pemerintah terparah berada pada jalur-jalur terpencil. Misalnya, jalan kabupaten yang menghubungkan antara kecamatan Uluiwoi dan Ueesi.
“Nah ketika akses utama masyarakat tidak dibehani maka tentunya akan mempengaruhi perputaran ekonomi masyarakat itu sendiri. Ketika musim hujan masyarakat harus mengalami penderitaan akibat lumpur. Ketika memasuki musim kemarau, masyarakat harus menderita lagi karena debu. Ini cukup berbahaya bagi kesehatan masyarakat itu sendiri. Dan ini dinamika yang selalu terjadi dan berulang-ulang setiap tahunnya,”ujar Diman.
Salah seorang milenial Kecamatan Tirawuta, Lukman juga berpendapat, sisi lain dari kabupaten Kolaka Timur yang kurang menjadi perhatian adalah pengembangan dibidang olahraga.
“Banyak kegiatan keolahragaan kurang dikembangkan di daerah kita ini. Padahal sudah ada terbentuk organisasi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kolaka Timur, “ungkapnya.
Semestinya, lanjut Lukman, pemerintah daerah harus lebih sensitif,gesit dalam menemukan bibit-bibit prestasi dibidang olahraga. Sehingga nantinya bisa mengharumkan nama daerah itu sendiri.
“Berbicara masalah potensi, di Koltim ini bisa banyak ditemukan bibit-bibit handal yang apabila dibina dengan baik, ditunjang dengan perlengkapan olahraga memadai, maka saya yakin anak Koltim bisa mengukir prestasi olahraga sepeti daerah lain. Entah itu prestasi ditingkat kabupaten maupun di tingkat nasional. Apa bedanya kita dengan daerah lain, “jelasnya.
Lukman mencontohkan, salah satu olahraga yang nyaris punah adalah sepak bola. Olahraga yang pernah menjadi pavorit kalangan pemuda sudah tidak pernah lagi dikembangkan. Malahan, lapangan sepak bola yang ada, sebagiannya telah dialihfungsikan.
“Seperti lapangan sepak bola di desa Lalingato sekarang sudah dibuatkan tribun. Di lapangan sepak bola Latamorro juga sudah dibangunkan lapangan tenis. Sudah tak ada tempat bermain sepak bola untuk Kecamatan Tirawuta. Bagaimana mau ditemukan bibit pemain sepakbola kalau lapangan tempat bermain saja sudah beralih fungsi,”tandas Lukman.
Reporter:Haswin