Alih Wahana, Langkah Baru Kembangkan Sayap Sastra Indonesia

Kendari592 Dilihat

KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI– Diselenggarakan di 12 kota serentak Se-Indonesia, film “Suatu Malam Ketika Puisi Tak Mampu Ia Tulis Lagi” karya Hamdan Eko yang merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Sandi Firly, sukses digelar di Pustaka Kabanti Kendari pada 21 Maret 2022 lalu.

Pengelola sekaligus relawan Pustaka Kabanti Kendari Syaifuddin Gani mengungkapkan hal ini merupakan salah satu bentuk implementasi praktek baik literasi sekaligus jejaring dalam berkomunitas.

“Jadi pemutaran film ini dilakukan dalam rangka perayaan hari puisi sedunia pada 21 Maret 2022. Teman dari Banjar Baru yang juga seorang penyair sekaligus sutradara film ini, sebelumnya menghubungi saya apakah Pustaka Kabanti bersedia untuk pemutaran di Kendari saya bilang siap,” katanya Minggu (27/3/2022).

Menurutnya di Kota Kendari sudah ada kerja-kerja alih wahan terkhusus dalam karya sastra. Ia berharap hal tersebut bisa semakin intens untuk memperlihatkan dinamika kesenian yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra). Serta dapat terus berjalan beriringan dengan perkembangan zaman dan kebudayaan di Indonesia dan Sultra khususnya.

“Film ini diangkat dari karya cerpen, yang artinya film ini adalah hasil dari sebuah karya alih wahana. Dan bagi saya hal semacam ini penting untuk di lakukan di Kendari,” tuturnya.

Ditemui secara terpisah, salah satu peserta sekaligus penyair muda Sultra La Ode Muh. Rauf Alimin mengaku, Film ini memberi wawasan dan motivasi yang sangat baik. Terutama bagi kawula muda untuk menumbuhkan kembali semangat dalam melahirkan karya-karya yang unggul.

“Saya rasa ini adalah pertunjukan yang patut diapresiasi, karena hal seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan apa lagi di Kendari,” jelasnya.

Sebagai informasi, kegiatan ini dilaksanakan di 12 Kota Se-Indonesia diantaranya Banjarbaru, Jakarta, Palu, Samarinda, Padang, Sukabumi, Bulukumba, Batam, Bandung, Barru Sulsel, Pekan Baru, UPI Bandung, dan Kendari Pustaka Kabanti sebagai penyelenggara. Dihadiri kurang lebih 30 peserta yang terbagung dalam pegiat seni, budaya, dan literasi, fotographer, penulis, mahasiswa, peneliti, pemerhati bahasa dan kesenian, filmmaker, dan masyarakat umum.

Reporter : Erviana Hasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *