KENDARIAKTUAL.COM, KENDARI – Keadaan cuaca dan iklim yang tidak baik akhir – akhir pekan ini membawa kewaspadaan tersendiri bagi masyarakat, terutama pada musim penghujan umumnya Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu yang perlu diantisipasi.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Kendari Rahminingrum mengatakan, penyemprotan fogging bukanlah menjadi hal utama dan satu-satunya yang bisa dilakukan dalam pencegahan DBD.
“Saya ingin meluruskan, fogging bukan pencegahan utama DBD. Jadi masyarakat jangan berharap untuk di foging supaya tidak ada DBD,” katanya Kamis (24/2/2022).
Untuk menekan risiko penularan DBD, ia mengajak masyarakat agar tetap disiplin untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar dari genangan air, sarang nyamuk, dan sampah-sampah yang berserakan.
“Yang seharusnya dilakukan masyarakat itu adalah memberantas sarang nyamuk. Pastikan dilingkungan masing-masing tidak ada jentik,” tukasnya.
Ia menegaskan, penggunaan fogging dapat dilakukan hanya pada situasi tertentu. Sebab menurutnya, penyemprotan fogging yang terlalu sering di lingkungan warga dalam jumlah besar juga dapat mengganggu kesehatan terutama pada mata, kulit dan saluran pernapasan.
“Jadi sekali lagi, fogging itu diberlakukan atau diterapkan pada saat di lokasi tertentu ada kasus. Setelah itu Dinkes dan Puskesmas turun untuk melakukan penyedikan epidemiologi jika terdapat gejala DBD lain di lingkungan sekitar penderita, itu baru ada indikasi untuk di fogging,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan penggunaan fogging sejatinya hanya mematikan nyamuk dewasa saja, sedangkan telur dan jentik nyamuk, tidak akan mati dengan fogging. Untuk itu kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal tetap menjadi prioritas utama pencegahan DBD.
“Selama lingkungannya bersih dari jentik nyamuk maka kita tidak melakukan penyemprotan fogging. Meskipun di lokasi itu terdapat kasus, karena DBD hanya bisa ditularkan nyamuk Aedes Aegypti,” pungkasnya.
Reporter : Erviana Hasan
Editor : Rasman