KENDARI, KENDARIAKTUAL.COM – Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi, SH dan seluruh Kepala SKPD mengikuti Rakornas Pengendalian Inflasi tahun 2021 dengan Pemerintah Pusat secara daring dengan menggunakan aplikasi zoom.
Presiden Joko Widodo dalam sambutan dan arahan kepada seluruh peserta rapat dari Istana Negara menyampaikan beberapa hal diantaranya pertumbuhan ekonomi kwartal II yang tumbuh 7,07 persen.
“Kita wajib bersyukur meskipun kita masih menghadapi ketidakpastian, perekonomian Negara kita makin membaik. Alhamdulillah di Kwartal II 2021 ekonomi kita tumbuh 7.07% dengan tingkat inflasi yang terkendali di angka 1,52%,” ungkap presiden.
Angka Inflasi itu jauh dibawah target Inflasi 2021 yaitu 3% ini terindikasi turunnya daya beli masyarakat pembatasan aktifitas dan mobilitas. Di Kwartal III tahun 2021kita tetap harus waspada dan tetap harus hati-hati mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, mengatur rem dan gas, penyebaran covid-19 harus bisa kita kendalikan dan masyarakat yang rentang harus kita lindungi.
Presiden juga meminta untuk terus menjaga ketersediaan stock dan stabilitas harga bahan pokok untuk rakyat, kalau ada kendala di lapangan harus diselesaikan langsung.
Kemudian Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan daerah (TPID) tidak focus mengendalikan Inflasi saja tetapi harus proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif serta membantu meningkatkan produktifitas petani dan nelayan dan mendorong produktifitas UMKM.
“Pada momentum Pandemi ini, untuk meningkatkan ekonomi di sektor pertanian yang banyak melibatkan tenaga kerja,” ucapnya.
Presiden menuturkan di kwartal I sector pertanian mampu tumbuh positif 2,95% dan di kwartal II juga tumbuh positif, dan saya yakin di kwartal III bisa tumbuh lebih baik lagi. Karena potensi pasar sangat besar baik di dalam negeri maupun untuk export keluar.
Pada semester pertama 2021 Dari Januari –Juni export sector pertanian mencapai Rp. 282 Triliun atau 1.95M USD naik 14,05% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar Rp 247 triliun atau 1.71M USD
Pada kesempatan itu presiden menekankan peningkatan produk komoditas porang dan sarang burung wallet serta produk holtikultura lainnya.
“Komoditas porang didorong agar dapat menghasilkan barang jadi berupa kosmetik atau berupa bahan makanan lainnya, kita harus serius menggarapnya bukan hanya menambah nilai untuk petani dan kesejahteraannya tapi juga memiliki kontribusi besar yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Semua harus serius disiapkan dari hulu sampai hilir. Khusus pada permodalan petani perlu diperkuat dan produktifitas dikembangkan.
Untuk badan usaha petani atau koperasi petani perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan serta diharapkan Koperasi petani menjalin kemitraan dengan industri BUMN untuk dipermudah dan disederhanakan akses pinjaman pembiayaan.
“Pada pembiayaan, pemerintah akan mempercepat penyaluran KUR terutama khusus KUR pertanian tahun 2021 sebesar Rp 70 triliun dari total KUR Rp 253 triliun,” tutupnya. (*Adv)